Hampir semua orang mengetahui dengan pasti bahwa ukuran kesuksesan bukan soal pikiran, konsep atau rencana. Jika masih di benak, maka itu tidak berarti apa-apa. Jika masih jadi perbincangan dan komentar, itu percuma. Akan tetapi sedikit pula yang memahami bahwa keberhasilan juga tidak cukup dengan tindakan, eksekusi atau aksi. Mengapa demikian? Banyak tindakan yang ujungnya hanya sekedar reaksi dari keadaan, atau langkah taktis yang harus dilakukan untuk sekedar bertahan.
Contoh sederhana adalah bagaimana orang mencari atau bertahan dalam lingkungan kerja. Nomor satu ya jelas adalah cari makan, bukan soal bagaimana mati-matian ingin membesarkan perusahaan. Ketika berpindah, rerata kebanyakan orang mampu berpikir taktis untuk memutuskan berpindah kerja karena gaji/take home pay lebih tinggi, jarak tempat kerja lebih dekat, atau biaya yang dikeluarkan lebih murah. Akan tetapi jarang yang berpikir strategis untuk peningkatan kompetensi sejalan dengan usia, menghitung masa efektif kerja sebagai karir ke depan. Sama halnya dengan orang berbisnis. Banyak yang mampu ikut arus; ketika rame dagang seblak ikut bikin seblak, rame jual ikan cupang, main ikan cupang. tetapi jarang yang kemudian melihat dan mengukur seberapa lama bisnis itu bisa bertahan.
Selain rencana dan aksi, ternyata ada lagi yang juga tidak kalah penting yakni pola. Dengan memiliki pola, maka orang membangun kebiasaan-kebiasaan yang memang pada dasarnya memberi identitas tentang diri, sekaligus juga akuntabilitas atau tanggung jawab personal. Orang yang terbiasa memiliki pola, meski dalam situasi sulit akan mampu menjelaskan secara detail seperti apa dirinya dalam satu, dua, tiga, lima bahkan sepuluh tahun ke depan. Dalam kondisi seberat apapun, orang yang punya pola akan dapat dipercaya karena integritas adalah nomor satu yang harus dipegang. Sebab ide bisa banyak, rencana bisa macam-macam, eksekusi bisa jalan, tetapi tanpa pola yang dibangun tentunya semua akan jadi sia-sia. Situasi sulit dan kondisi berat memang bukan jaminan untuk bisa sukses, namun setidaknya hal-hal lain yang bisa dikontrol adalah masuk ke dalam pola. Sikap disiplin, konsisten, punya komitmen dan rutin melakukan sebuah hal kecil sekalipun adalah pola yang harus dimiliki.
Maka jika ingin memikirkan rencana, menjalankan tindakan, penting untuk mengetahui pola diri dan pola orang lain. Dengan demikian, sukses atau tidaknya sesuatu yang ingin dicapai adalah dengan melihat pola yang bersangkutan. Jika punya rencana muluk, tindakan separuh, sudah jelas tidak punya pola. Identitas dipertanyakan, akuntabilitas gak ada, integritas minim, melompat dari satu peluang ke peluang lain tanpa berani total kecuali dengan alasan kepepet. Kelar dah iduplo.