Orang mengatakan bahwa jika mau menjadi besar dan sukses maka siap untuk dimusuhi atau dibenci orang lain. Pernyataan seperti itu wajar, mengingat tidak semua orang siap ketika yang lain menuju keberhasilan. Namanya juga mental kepiting kan? Jadi jangan salah pilih pergaulan, pilih komunitas atau pilih teman. Mereka ada karena di satu sisi tidak mampu untuk menjadi sukses, tapi di sisi lain memelihara rasa iri yang begitu besar sehingga rela menjatuhkan orang lain.
Kita semua tau bahwa kepiting ketika ada di baskom juga nggak bakal kemana-mana. Sibuk menarik kepiting lain untuk tidak keluar. Manusia dengan mental semacam itu ya juga nggak kemana-mana. Sibuk mengurusi orang lain ketimbang memikirkan dirinya sendiri. Ketika ditanya mau apa ke depan atau bagaimana rencana nanti, rerata manusia kepiting tidak ada yang mampu menjawab. Sebab masa depan adalah hal yang sedemikian eksklusif dan sumir sekedar impian. Mereka dasar bahwa tidak ada niat bahkan kemampuan yang cukup untuk meraih. Minder di dalam, agresif di luar. Akhirnya hanya bisa menutupi, membanggakan yang sudah ada, dan marah jika orang lain melebihi dirinya.
Akan tetapi rasa marah itu tidak pernah dilampiaskan secara terbuka. Bergunjing dan omong di belakang. Kalo pun menyerang, juga tidak berani langsung. Selalu menggunakan tangan atau mulut orang lain. Maka di jaman sekarang nggak heran kalo muncul banyak akun palsu atau fake accounts yang kemudian berusaha menjelekkan atau menista orang sambil menutupi identitas yang sesungguhnya. Padahal melacaknya juga mudah; tinggal lihat bagaimana penggunaan diksi dan gaya bahasa yang sekecil apapun pasti mengandung kesamaan dan konsistensi. Cara lebih canggih adalah dengan melacak ip address atau melaporkannya ke pihak berwenang.
Tapi buat apa ngurusin begituan? Namanya juga orang yang sedang mengejar keberhasilan, maka setiap cacian atau hinaan ya anggap aja amplas. Santai aja. Justru mereka yang melakukan hal demikian adalah dengan sadar atau tidak memelihara penyakit hati. Penyakit ini lebih bahaya dibandingkan soal niat busuk sebab mempengaruhi mental yang ada. Penyakit hati adalah jatuh ke dalam jurang yang sangat dalam dengan kesempatan berpegang kepada dua tali sekaligus. Tali yang pertama adalah kebodohan, tali yang kedua adalah kesombongan. Itu analogi yang sebenarnya sangat dilematis. Di satu sisi banyak orang yang mau jadi pintar untuk melepas kebodohan. Ilmu yang manjur untuk melepas kebodohan adalah filsafat. Akan tetapi, seringkali mereka yang belajar hanya filsafat dan memutus tali kebodohan, berpegang pada tali kesombongan. udah berasa pintar, mengerti banyak hal walau sebenarnya hanya bersifat konseptual dan teoritis. Itu pun jadul nggak berkembang secara kekinian.
Sebaliknya, mereka yang berupaya memutus tali kesombongan dengan mendidik diri agar jadi orang yang bermoral, berbudi luhur, bersikap baik tapi nggak pernah mengenyam atau bahkan menolak perkembangan rasional kognitif justru berakhir berpegang erat pada tali kebodohan. Ramah tapi tolol. Gampang percaya dan selalu ditipu orang. Nggak pernah bisa mengambil nilai bijak dari keputusan. Kepala batu. Pertimbangan serba rapuh dan beresiko. Akibatnya membebek atau hanya sekedar ikut-ikutan. Oleh karena tidak memiliki pengetahuan yang baik, maka arogansi adalah kunci yang pas untuk menutup pintu terhadap apapun yang terjadi. Maka perasaan bermoral, budi luhur dan kebaikan tanpa pengetahuan itu melahirkan orang yang merasa lebih tinggi dibandingkan yang lain.
"Stupidity combined with arrogance and a huge ego will get you a long way." ~ Chris Lowe
Nah, bagaimana dengan si manusia kepiting? Sudah jelas kedua tali itu bakal dilepas semua. Nggak percaya dengan dengan ilmu, nggak penah juga rendah hati. Jadi udah bodoh ya sombong. Alih-alih keluar lubang, malah sibuk mengurusi orang lain yang dianggap sama kepitingnya seperti diri sendiri. Nggak kemana-mana juga kan akhirnya? bawaanya sakit hati melulu. Jadi hal; terpenting jika mau sukses ya sibuklah mengasah diri dan masabodoh terhadap orang lain. Sebab cemburu itu justru akan menjadi bahan bakar yang baik untuk penyakit hati yang terus membesar dan menggerogoti diri. penyakit hati yang sudah akut, menyebabkan kemiskinan lahir batin yang tak kunjung sembu. Ngejogrok sendirian sambil mikir bagaimana melampiaskan kekesalan dengan mata nanar. Macem di pilem-pilem horror aja. Tau-tau berubah wujud jadi siluman, tapi tetap aja siluman kepiting.