Buat mereka yang pernah jatuh bangun dalam hidup, setidaknya ada empat momen dimana ada yang tidak boleh dilupakan dan harus diingat baik-baik. Pertama, adalah orang yang membuat dirimu jatuh terjungkal. Kedua, orang yang membuat lukamu bertambah dalam selagi jatuh. Ketiga, orang berdiam diri menonton dirimu saat jatuh. Keempat, orang yang yang membantumu saat dalam kondisi jatuh. Empat-empatnya adalah momen yang harus selalu dingat. Mengapa? Sebab dengan kondisi berada di bawah, umu,mya orang akan terbuka mata tentang mana kawan dan mana lawan. Dengan kondisi tidak berdaya, semua wajah akan menunjukkan aslinya. Dengan kondisi terburuk, maka segala sesuatu yang kasat mata menjadi jelas memperlihatkan kepentingan masing-masing.
Orang yang membuat jatuh sudah jelas adalah lawan. Tak peduli siapapun, lawan bisa muncul darimana saja. Akan tetapi dalam kondisi jatuh, semua akan muncul dari empat penjuru. Bisa orang yang sejak awal tidak menyukai, bisa pula orang yang pura-pura jadi teman. Lain halnya dalam kondisi di atas awan. Semua berbondong jadi teman jadi saudara. Apalagi jika dipandang bisa memberikan keuntungan seperti kenikmatan, uang dan lainnya. Dalam kondisi jatuh, semua bisa saja berbalik punggung. Mereka yang berakrab ria bisa menusuk dari belakang. Lebih parah lagi adalah membuat luka bertambah dalam. Pura-pura teman, tapi taunya nodong. Berlagak akrab tapi tidak lebih dari sekedar memanfaatkan peluang. Tapi biasanya yang begini hanya satu dua saja. Selebihnya malah berdiam diri. Sebab dalam posisi jatuh, lebih banyak orang yang berdiam diri lantaran nggak mau terlibat, nggak mau ikut campur. Takut kena getah atau nanti malah jadi repot. Nggak ada yang mau pasang badan. Kepengecutan model begitu adalah hal yang biasa dimanapun juga.
Tapi tentu saja tidak semua orang masuk dalam ketiga kategori pertama. Dalam kesulitan hidup yang paling kelam sekalipun, akan ada saja tangan yang membantu. Malah biasanya yang seperti ini adalah orang tidak dikenal, baru kenal, atau temen lama yang sudah tak pernah berjumpa. Mereka bisa muncul tanpa pamrih, tanpa harus malu dan tanpa meminta balik apa yang diberikan. Oleh karena itu tetaplah punya rasa beryukur jika dalam hidup menemukan dan berjumpa dengan macem-macem manusia. Ada yang memberi pelajaran, ada yang memberi kebahagiaan, ada pula yang menjadi peringatan. Jangan keliru juga bahwa memperhatikan keempat momen tersebut adalah bukan untuk mendendam. Tidak ada yang lebih menyakitkan diri sendiri selain memelihara sakit hati dan atau menginginkan pembalasan. Tujuan dari memperhatikan keempat momen tersebut adalah untuk mengingat diri bahwa ada perbuatan yang patut ditiru dan ada yang tidak. Jika sudah pulih dan kembali ke atas, maka tetaplah untuk meniru perbuatan baik yang pernah dilakukan orang lain kepada diri kita. Itu pembalasan terbaik dan tabungan terhebat untuk memberi karma kepada diri sendiri.
“I choose my friends for their good looks, my acquaintances for their good characters, and my enemies for their good intellects.” ~ Oscar Wilde
Jadi mendendam bukanlah sebuah pilihan yang bagus jika dilakukan secara destruktif. Pembalasan dengan tindakan yang sama adalah sebuah kesia-siaan lantaran malah bisa jadi menghancurkan diri sendiri. Udah kepikiran, biki gregetann, taunya yang bersangkutan malah tetep biasa aja. Pilihan terbaik untuk balas dendam adalah dengan segera bangkit pulih dan tampil lebih bahagia tanpa pura-pura. Jangan pernah pikirkan apa yang sudah dilakukan orang lain sehingga membuat dirimu terjungkal. Sebab begitu jatuh, harus bisa bangkit dan lebih tinggi lagi. Ini bukan ujian atau cobaan. Ini adalah peluang untuk membuktikan bahwa dengan apa yang ada sekarang, bisa memberi daya lenting yang lebih bagus agar keberhasilan bisa jauh lebih tinggi dari yang sudah pernah ada. Itu mindset terpenting daripada sekedar memikirkan jalan agar orang lain gantian celaka. Pada suatu titik ketika sudah melampaui itu semua dengan menemukan kebahagiaan yang lebih berkualitas, maka orang-orang semacam itu sudah jauh tertinggal. Terus apa bisa lebih tenang? Nggak juga. Justru musuh dan lawan yang datang akan jauh lebih kuat sampai bisa dikalahkan kembali. Itulah hidup. Kalo nggak suka, ya tarik selimut aja.