Ada pepatah mengatakan begini; semua ingin menjadi berlian tetapi sangat sedikit yang bersedia dipoles. Mengapa? sebab memoles berlian adalah pekerjaan sulit. Butuh kehati-hatian. Apalagi yang dipoles; juga harus tetap sabar dan bersedia mengikuti proses.
Tapi memang kenyataannya seperti itu. Orang lebih cenderung memilih jalan yang serba cepat dan instan. Ngapain juga berlama-lama menunggu kan? Lebih baik bisa kelihatan kinclong dengan segera. Perkara masih ada cacat, keliru atau palsu, urusan nanti.
Jadi ujungnya adalah bicara soal hasil. Apalagi kalau sudah melirik berlian lain. Rasanya pengen cepet-cepet kayak gitu. Kelihatan sukses, bagus, keren, cakep, berduit, siapa yang nggak ngiler? Tapi banyak yang lupa bahwa untuk bisa sampai kesana butuh jalan terjal. Nggak sebentar dan nggak enak. Begitu tiba di satu titik, masih ada juga pencapaian lain yang belum usai.
Maka bayangkanlah para batu yang membatu itu enggan mengikuti proses. Sebenarnya mereka sudah ketinggalan dua langkah. Sudah didahului, yang mendahului pun juga sudah siap menanjak naik ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Padahal ruang dan waktu semakin terbatas. Tambah tua, tambah sedikit peluang. Tapi tenang aja, semua ada pasarnya. Penggemar berlian banyak, batu koral apalagi. Daripada nangkring jadi bahan kalung di leher, bisa juga jadi campuran pasir semen buat bikin posko keamanan. Lumayan.