Waktu itu konseptual. Ia adalah hasil persepsi dasar manusia, sebagai deskripsi ukuran pencapaian. Misalnya ulang tahun. Angka yang dihasilkan adalah konseptual. Apa bedanya 17 dan 71 tahun? Kondisi tubuh, atau juga pikiran? Maka dewasa adalah ukuran pencapaian fisik yang pasti. Kalo mental mah relatif.
Sama juga dengan Tahun Baru. Tiap tahun juga begitu. Beresolusi atau berefleksi sebagai harapan juga adalah konseptual. Semua juga ingin lebih baik. Realitasnya, fisik semakin menua dan tekanan hidup secara eksternal juga bertambah. Tidak ada yang bisa dicegah. Mau datang wabah, krisis, kerugian, kemalangan dan kematian adalah pergulatan setiap hari yang tak bisa diduga. Mencoba lebih baik adalah bukan saja soal niat, tapi juga usaha dan konsistensi. Meski jujur saja, hasilnya suka tidak pasti. makanya orang berulang kali ngarep tiap menjelang awal tahun dan menyesal begitu tahun mau berakhir.
Jadi yang bisa dilakukan adalah kembali berpegang pada persepsi. Apalagi yang bisa dijaga selain harapan sebagai faktor internal manusia? Mau kayak gimana, berbahagialah. Mau di luar awut-awutan, bersenanglah. Sebab menjaga pikiran tetap waras, itulah kemajuan. Setiap hari. Agar mau hari apapun esok, bisa tetap lebih baik. Ya udah, Selamat Tahun Baru.