Dalam hidup sehari-hari, biasanya orang menghindari kebanyakan mikir alias overthinking. Tentu saja ini dapat dibenarkan mengingat kelewat mikir itu bisa menimbulkan banyak dampak seperti kecemasan yang tiada berujung, kesehatan fisik seperti insomnia, keinginan untuk memuaskan orang lain, hingga gangguan mental atau psikis yang lebih parah. Sudah barang tentu orang kemudian mengambil sikap sebaliknya yang sering dianjurkan yakni bodo amat, nggak peduli dengan omongan orang atau bertindak dengan membahagiakan diri sendiri terlebih dahulu. Kebanyakan mikir dalam hal itu juga memiliki resiko hubungan yang tidak sehat dengan orang lain. Pencemas yang berlebihan pasti menyebalkan. Tapi dengan masa bodo, orang jadi malah memilih bebal nggak mau tau.
Itulah sebabnya dalam beberapa titik kehidupan, overthinking perlu sesekali dilakukan. Mengapa? Sebab dengan mengambil sikap bodo amat, orang suka lalai bahwa ada banyak skema, skenario dan tahapan yang sebenarnya harus dipikirkan sangat panjang, jauh dan matang. Terlalu banyak nggak mau tau justru malah akhirnya jadi nggak tau. Dalam konteks itu, kebanyakan mikir malah dibutuhkan. Pertama, kecemasan yang muncul biasanya terjadi karena kebiasaan berpikir yang tidak terstruktur dan hanya melingkar di situ-situ saja. Berpikir bukan semata tindakan kognitif mengolah akal berdasarkan data pengalaman atau pengetahuan. Berpikir justru bisa mengembangkan imajinasi. Pengen hidup sukses? Ya sudah jelas dong bukan saja berpikir untuk menyiapkan diri memasuki jenjang edukasi yang mendukung atau mencari teman-teman yang suportif, melainkan juga mampu membayangkan habitat macam apa yang harus dicari dan ditemukan agar bisa lepas dari situasi stagnan yang menjemukan. Tentu saja namanya juga imajinasi; masih bisa diraih dengan tindakan dan pikiran yang sangat kuat. Beda dengan fantasi; mimpi jadi presiden sambil mengendari babi biru bersayap. Jadi overthinking dalam hal itu adalah meluangkan waktu untuk benar-benar mikir langkah strategis hingga taktis apa yang mau diambil untuk mengubah sesuatu.
Kedua, dengan mengembangkan imajinasi maka di tahap awal orang punya kepuasan tersendiri. Berimajinasi berarti mengembangkan segala kemungkinan yang bisa diraih jika serius mau dilakukan. Dengan berimajinasi, maka tidur pun juga bisa tambah nyenyak sebab memberi dorongan bagus secara psikis untuk bisa punya deskripsi atau gambaran tentang keinginan. Bandingkan dengan yang bodo amat. Enggan mau mikirin tapi sering kebablasan tidak memikirkan untuk diri sendiri. Keinginan hanyalah sekedar keinginan. Bisa jadi malah hidup tambah anyep dan dingin. Ketiga, dengan berpikir sangat panjang, jauh, matang dan pastinya terstruktur maka kegiatan itu justru membuat seseorang bisa fokus dengan diri sendiri. Nggak perlu juga untuk memikirkan atau memuaskan orang lain kan? Kalo masa bodo, seringkali dilandasi dengan sekedar ego atau penolakan. Padahal konsekuensi menolak mendengarkan atau menuruti orang lain sudah pasti harus menyiapkan sesuatu buat diri sendiri.
"The thinking mind is best controlled by the imagination". ~Carson McCullers
Jadi berpikir sangat panjang, jauh, matang dan terstruktur itu butuh tantangan tersendiri. Tidak ada orang yang sepanjang hidupnya tidak berpikir. Akan tetapi berpikir tanpa arah, berputar-putar, berfantasi yang bukan-bukan akan membuat banyak orang jatuh ke dalam situasi yang tidak menyenangkan. Sebaliknya, berpikir yang tepat sebagai komposisi aktivitas pengetahuan dan imajinasi akan menyehatkan seseorang. Memberi landasan yang cukup kuat terhadap langkah yang harus diambil, menimbulkan harapan nyata dan pastinya ada hasil yang bisa didapat. Maka nggak heran kalo orang jaman dulu berucap "Hati-hati dengan pikiran dan perkataan, sebab bisa berubah menjadi kenyataan". Kalimat itu bukan berarti orang punya kesaktian berupa lidah tajam untuk membalikkan keadaan, tapi lebih tepatnya menggambarkan bahwa kekuatan pikir itu sangat kuat jika dijalani secara sungguh. Beda banget kan dengan yang bodo amat doang? Udah menolak, mengabaikan tapi ya di situ-situ aja ngejogrok kayak ayam sakit. Tinggal nunggu disembelih ntar.